“berburu berita , harus tepat waktu, siap menerima
tekanan dan gak kenal lelah”
Bayangan-bayangan itu selalu menghantui
pikiran bagi jurnalis pemula yang baru memulai karir. Bagaimana tidak? Sebelum
action harus punya perencanaan yang matang menentukan tema, siapa
narasumbernya, siapa reporternya, fotografernya dan menentukan angel tulisan.
Setelah itu ketika terjun lapangan harus berburu berita dan berkutat mengejar
narasumber, apalagi kalau dapat narasumber yang cukup sibuk kita harus bersabar
menanti narasumber punya waktu senggang. Terkadang narasumber membatalkan janji
wawancara secara mendadak karena beliau punya schedule padat. Ngenes banget sih
kalau kayak gitu tapi jadi jurnalis harus punya banyak ide, sebelum jatuh tempo
harus cari narasumber lainnya. Jangan
suka ngaret alias gak tepat waktu, terkadang narasumber suka dengan
wartawan/pemburu berita yang dateng tepat waktu, syukur-syukur kalau datangnya
lebih awal dari perjanjian. Dapet nilai plus deh dari narasumber.
Selain itu kalau meliput berita dan semua itu
adalah para pemburu berita kita harus punya liputan yang beda. Semua berita itu
terbit besok juga, kalau isinya sama dengan lainnya berita yang kita tampilin
gak bakal populer. Harus Nentuin Angel tulisan dari liputan yang kita dapet,
jadinya pas berita tersebar di media cetak (ex:Koran,majalah) beda dari yang
lainnya. Penulis juga harus beperang melawan dirinya sendiri, gak boleh nurutin
mood menulis. Apapun yang terjadi harus jadi tulisan dan siap untuk diterbitin
apapun yang terjadi. Dengan kayak gini kita dituntut jadi professional terhaap
kerjaan dan tanggungjawab juga sama tulisan yang kita tulis. Berita yang kita
tulis jangan ditambahin atau dikurangin nanti jadinya bukan fakta tapi malah
opini penulis. Inget juga jangan terlalu mendramatisir tulisan kalau memang itu
berita, tapi kalau genre tulisannya feature syah aja kalau mau didramatisir.
Dibalik beratnya pekerjaan sebagai jurnalis,
tapi kayakna tidak menyurutkan semangat anak muda yang mau belajar dan menekuni
bidang jurnalistik. Bahkan dengan jadi jurnalis bakal punya pengalaman dan
skill lebih. Kog bisa? Jelas kita bakal jadi anak kritis dan peka terhadap informasi yang kita terima secara menjadi
jurnalis harus punya bahan berita yang jelas dan fakta. Belajar jadi seseoarang
yang professional dengan profesi,
gak peduli mood kita seperti apa tapi kita harus cari berita sampai dapat untuk
menampilkan informasi kepada pembaca. Tanggungjawab
juga dengan berita yang kita tulis, jadinya gak bisa asal nulis aja. Semua
tulisan yang kita tampilin harus bisa dipertanggungjawabkan. Belajar menjadi
pribadi yang disiplin, dengan adanya
deadline yang mencekik maka kita punya motivasi diri untuk menyelesaikannya
tepat waktu kalau tidak bisa maka
siap-siap dapat sanksi. Wawancara dengan narasumber yang beda-beda bikin kita
jadi punya banyak kenalan dan teman
juga, bahkan kalau beruntung bisa ketemu selebriti, tokoh idola atau orang
penting. Sering nulis bikin otak kita jadi bekerja terus dan merangsang
berpikir kreatif, jadinya pikiran
kita kepakek terus gak mubadzir. Kalau berita itu ada angel tulisannya,
teman-teman juga punya angel terhadap tulisan saya memandangnya gimana. Jadi
keputusan ada di tangan teman-teman untuk mau atau tidak belajar jadi junalis.
Tidak ada salahnya mencoba hal yang baru apalagi banyak manfaatnya. Salam
jurnalistikJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar