Minggu, 19 Oktober 2014

Penggila kesibukan



“ Aku memiliki  waktu, tenaga dan pikiran untuk mengubah duniku”
                Bukankah waktu selalu berputar dan tidak ada yang pernah salah dengan waktu? Detik menuju menit, menit menuju jam, jam menuju hari, hari menuju minggu, minggu menuju bulan, dan bulan menuju tahun. Tak ada yang salah dengan waktu, tapi entah kenapa orang berlari dengan waktu. Mereka mengejar semua pekerjaannya untuk menghindari batas waktu atau deadline. Satu persatu dari mereka akan menyibukkan diri dengan yang namanya *mengejar deadline. Entah itu tenaga, waktu atau pikiran yang mereka sita. Tetapi mereka memiliki satu tujuan hidupnya atau mungkin sebagian tidak tau apa tujuannya untuk mengejar deadline itu. Sebuah penghargaan, pujian ataukan insentif? Pikirkan kembali.
                Waktu dalam satu hari hanya 24 jam, tapi bagi para sibukers, waktu 24 jam sangatlah singkat. Mereka harus menyelesaikan seabreg pekerjaan dengan kapasitasnya atau bahkan mengerjakan yang diluar kapasitasnya. Banyak waktu yang dikorbankan untuk melakukan semua itu. Disaat kita menghabiskan waktu dengan rutinitas pekerjaan, beberapa sedang melakukan aktivitasnya seperti berliburan dan bermain. Mungkin sebuah iri akan muncul, ketika yang terjadi liburan itu lebih menggiurkan ketimbang pekerjaan. Tetapi hal itu segeralah tertapis, bahwa waktu terlalu singkat untuk melakukan perjalanan liburan diatas kerjaan yang sama sekali belum terselesaikan.
                Beberapa orang menikmati perjalanannya berjalan-jalan ke mall, kulineria atau bahkan sekedar mengunjungi tempat yang menyediakan hiburan pengisi kejenuhan. Dan lagi-lagi harus berkutat dengan pekerjaan dan tujuan hidup. Apakah perlulah menyesal dengan itu? Apakah menyesal dengan waktu yang terhabiskan untuk sebuah pekerjaan? Jawabannya TIDAK!!. Penyesalan akan lebih menyakitkan ketika bersenang-senang liburan diatas pekerjaan dan setumpuk tugas yang belum terselesaikan. Apakah menyiksa diri? Jawabanyya TIDAK!!. Bekerja itu hal yang menyenangkan, ketika ilmu, inspirasi, pengalaman dan bahagia menjadi sebuah ramuan. Bagi orang lain itu hanya sebuah dunia seorang penggila kerja dan penggila kesibukan. Tetapi itu SALAH besar. Berapa uang dan bahkan waktu yang harus aku bayar demi sebuah pekerjaan yang melatih seseorang menjadi pribadi yang hebat? Apakah berjalan mall selama 5 jam sebanding dengan pekerjaanmu yang hanya bisa diselesaikan dengan 2 jam? Tentu saja tidak.
                Sama sekali bukan menyiksa diri, tetapi bahagialah dengan dunia kesibukanmu. Janganlah merasa iri dengan teman-temanmu yang menghabiskan waktu dengan sesuatu hal yang sebenarnya tidak *Produktif. Tetapi apakah penggila sibuk tidak pernah jalan-jalan dan refreshing? Jawabannya tentu SALAH. Penggila kesibukan selalu memiliki caranya sendiri dan moment untuk me-refresh otak dengan indah. Di akhir deadline dengan hasil yang memuaskan, mereka akan memanjakan dirinya dengan bentuk penghargaan diri yang macam-macam. Entah itu liburan, waktu khusus dirinya atau bahkan penghargaan khusus untuk dirinya. Bekerja dan bermain itu harus seimbang. Bukankah begitu? Jadi kerjakanlah apa yang merupakan tanggungjawabmu, dan bermainlah sesuai hakmu.

Minggu, 28 September 2014

Cucok Rumpi on the Weekend



Seminggu berjumlah 7 hari, senin-jumat untuk semua hal yang berbau aktivitas dunia kita. Entah itu kuliah atau kerja. Tetapi ada 2 hari dimana kita bisa merasakan keluar dari rutinitas, yaitu sabtu dan minggu. Meskipun di hari sabtu terkadang ada yang masih memiliki rutinitas juga, tapi gak ada salahnya meluangkan waktu kalian untuk orang-orang terdekat. Waktu sedikit apapun itu sangat berarti buat kita semua, begitu juga waktu yang kita luangkan untuk sahabat kita juga sangat berarti. Alhamdulilah weekend kemarin bisa bertemu dengan sahabat-sahabatku tercinta dan kami bisa menikmati malam minggu bersama.










Bahagia itu simple, yaah cukup dengan makanan ala rumahan, kumpul, ngobrol dan narsis. Jadi moment yang menyenangkan dan membahagiakan:)
"Sudahkah kalian menyedekahkan waktu untuk membahagiakan orang-orang terdekat kalian?"

Rabu, 24 September 2014

Nampar Banget #PLAK



                Okee ditampar orang gimana rasanya? GAK PERNAH. Tapi kalau ditampar orang lewat kata-kata? SERING BANGET!!. Rasanya gimana? Sakiiit, sakitnya dimana?  *udah gak usah nunjukin hati atau jantung km dimana. Saya paaahaam. Jadikan pengalaman itu sebagai guru terbaik, iya kan? Setuju? Kalau setuju berarti sepaham deh sama aku. Kalau enggak, yaudah gakpapa. Mungkin kita gak jodoh, #loh? Buktinya kita beda paham? #abaikan.

                Ditampar? Kamu kenapa ditampar? Kog bisa? Sakit ya? Iyaaa sakit kakak sambil nangis kecil-kecil. Huhuhuhuhu. #LEBAI. Jadi  singkat cerita hari ini saya bertemu dengan seseorang yang bercerita panjang dikali lebar saat sedang nge-Shift. Saya begitu senang sekali ketika saya menemukan pelanggan yang menganggap tempat kerja saya itu sebagai rumahnya. (Tapi jangan sampai aja tidur, makan, mandi di tempat kerja aja. Kena semprot pak manajemen keleeus). Bapak itu biasa basa-basi, kepo gitulah. Sama-sama kepo sebenarnya, lalu bapak itu banyak menjelaskan mengenai sepak terjangnya di dunia pekerjaannya. Bagaimana dia bisa menjadi seseorang yang dicari-dicari tapi please dia bukan teroris atau semacam anggota genk horor. Bapak itu dicari karena Kemampuannya. Keahliannya dibidang advertising dan desain, macem-macem desainnya dari logo, kaos, banner dan lain-lain. Saya gak bisa nulis ulang semua yang diomongin bapaknya yaa. Tapi satu hal yang bikin nampar banget adalah perkataan bapaknya

“Kenapa kita harus jadi karyawan yang notabenenya adalah Pesuruh (Baca:Pesuruh #jangan keras-keras) padahal karyawan itu kerja atas perintah atasan dan gajinya adalah sisa gaji dari atasan. Lalu kenapa tidak kita menjadi Boss? Bisa melakukan pekerjaan sesuai kita sendiri dan bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan”

                Sepertinya perkataan bapak itu nampar banget ke saya, tapi gakpapa lah saya paham dan ngerti banget itu. Ini karyawan juga lagi usaha modal buat jadi boss pak #jawabanSaya. Bapak tersebut masih cerita lagi, tetapi ceritanya ini agak sensitif juga. Beliau bercerita tentang kuliahnya yang bertahun-tahun gak lulus karena kerja pas selama kuliah. Tetapi bapaknya tidak menyesal, karena meskipun begitu dia kerja sambil kuliah yang dicari bukan Ijazah tapi skill dan link. Ijazah katanya bisa dibeli, tapi skill dan link harus dicari. Saya kurang setuju kalau ijazah bisa dibeli dan saya setuju sekali dengan skill dan link yang memang itu juga penting. Bapak itu lagi-lagi menampar saya, Sudaah mbak jangan kelamaan jadi karyawan, mending jadi Boss punya usaha sendiri dan bebas melakukan pekerjaan. *Iyaa pak saya pahaam #muka ketekuk.

                Lalu apa tanggapan saya? Ijazah dibeli? Sekarang mari kita banding membanding. Masuk kuliah dengan biaya perkuliahan yang mahal, lalu bayar spp, praktikum, magang dan lain-lain yaah mungkin kalau dihitung 40 juta ya? Tapi itu belum keitung sama transportasi, jajan, beli buku, fotocopy dan semacamnya. Lalu untuk beli ijazah? Bagi temin2 nih yang baru tau ada jual-beli ijazah bisa baca di link ini

             Nah kalau diliat dari segi finansial mahal jalur reguler yg bener-bener kuliah dibandingkan dengan jalur patas yg 20 juta. Lalu? Itu sih terserah temen-temenya mau jalur patas atau jalur reguler. Memang sih namanya universitas itu tidak mencetak mahasiswa ketrima kerja dengan posisi yang luar biasa, tetapi universitas itu mendidik mahasiswa menjadi karakter yang bagus dan berintelektual. Proses perkuliahan apakah hanya untuk mendapatkan pekerjaan dan kehidupan mapan? Jawabanya TIDAK. Selama perkuliahan dan digodok di universitas saya tidak hanya belajar melulu mengenai teori dan teori. Saya diajarkan memiliki kepribadian yang baik, kritis, dibekali skill yang memang skillnya tidak sebanyak yang diajarkan di jenjang D3. Saya diajarkan belajar agama,kewirausahaan dan berbagai ilmu yang aplikatif. Lalu ketika banyak orang menyebutkan ngapain kuliah tinggi-tinggi kalau gak bisa kerja mapan? Naaaahh,, ini beda konteks lagi, kita kuliah niatnya apa gaes? Kalau mau kerja mapan ya kuliah sambil nyambi kerja mungkin pilihan tapi ketika kita niat kuliah untuk menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu yang kita dapatkan selama dibangku kuliah untuk mengabdikan ilmu ke masyarakat sekitar ya beda lagi ceritanya. Sedangkan dengan ijazah yang didapat secara praktis mungkin pintas bisa dengan mudah dapat kerjaan. Tetapi ingat ada sebab ada akibat. Jadi ketika anda memulai ketidakjujuran maka akibatnya pun juga ada. Bolelaah anda mendapat ijazah dengan uang 20 juta, tapi apakah anda yakin menggunakan ijazah tanpa sebuh proses yang dilakukan teman-teman kita yang bekerja keras kuliah kurang lebih 4 tahun untuk mendapatkan gelar ijazah? Apakah yakin dengan ijazah itu membuat anda bahagia, anda mungkin bisa bahagia dengan ijazah tersebut mencapai posisi pekerjaan dengan mudah. Tetapi satu hal yang akan saya tanyakan, apakah anda puas? Anda senang? Dengan hasil keringat ijazah manipulasi yang anda gunakan? Tidak masalah kalau senang sih, tapi saya harap title yang anda sandang tersebut benar-benar bisa membuktikan kemampuan anda dengan sarjana lainnya yang menempuh jalur reguler.

                Skill dan link, bisa dicari saya setuju dengan  itu. Seseorang mendapatkan pekerjaan itu bukan hanya bermodal dengan Ijazah yang mereka dapatkan. Bagaimana kemampuan seseorang dapat menjual di mata perusahaan dibalik angka-angka wow dalam lembaran kertas Ijazah dan Trankrip. Apakah pekerjaan yang dilakukannya bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan perusahaan? Atau jika kita punya skill dan potensi besar tak perlulah jadi karyawan, tapi kita buat lapangan pekerjaan sendiri. Skill pun bisa dicari dan dikembangkan dengan mengikuti kursus, pelatihan dan seminar. Link pun kita juga harus mencari, bagaimana? Perluaslah pertemananmu dengan mengikuti berbagai kegiatan dan event yang bermanfaat tentunya. Disana kamu akan menemukan hal baru, teman baru, ilmu baru dan pengalaman baru. Perluaslah informasimu dengan Membaca, itulah yang akan membuka jendela wawasanmu untuk melek INFORMASI. Dengan informasi kita dapat mengetahui banyak hal, yang tidak tahu apa-apa jadi tahu, yang tahu jadi tambah tahu. *bukan tahu semacam makanan dari kedelai ya pemiirsaaah. Ingat, bahwa universitas dan sekolah hanya salah satu tempat kita mendapatkan ilmu, masih banyak diluar sana tempat kita menuntut ilmu dan mendapatkan pengetahuan. Jangan pernah menganggap PROSES itu tidak penting, sistem dari input-proses dan output itu PENTING !! Proses yang salah satu komponen sistem tersebut merupakan bagian terpenting apakah kalian akan menjadi hasil yang baik atau sebaliknya. 

“ Setiap orang punya perjalanan karirnya masing-masing, banyak jalan menuju kesuksesan. Tetapi pilihan anda, mengisi perjalanan itu dengan hal baik atau sebaliknya. Perjalanan andalah yang menentukan akhir perjalanan itu.”

Senin, 22 September 2014

Purple purple:)


Purple it doesn’t mean Janda. Entah kenapa warna ungu sering disebut janda, bikin orang yang menggunakan warna itu jadi merinding kan. Ungu dibilang janda? Jelek banget gituu. Kalau malaikat lewat didoain gimana? Naudzubillah. Terlepas dari warna yang identik dengan status janda. Warna ungu itu berarti mewah dan glamour. Yaaah warna ungu itu begitu memikat dan sekarang warna ungu jadi primadona wanita karena warnanya yang indah. 

Purple purple:)






Aksen kain ala indonesia juga tidak boleh tertinggal. Salah satunya blazer batik berwarna cerah untuk mengimbangi long dress polos. Agar terkesan sedikit mewah, terutama penggunaan baju untuk ke pesta maka untain rok bawah perlu dirangkai dengan baik:). Hijab yang simple memang dipilih supaya tidak terlalu berlebihan. Sepatu? itu bukan rekomendasi. Sepatu crocs biru dongker, sebenarnya hanya sebagai penyaman saja. Tidak selamanya ke pesta wajib menggunakan high heels atau wedges ya. Demi kenyamanan berjalan dan kesehatan kaki teman-teman bebas memilih sesuai pilihan dan kebutuhannya. 
  



 Satu tips yang pasti, so natural aja. Jangan terlalu berlebihan dalam ber make-up. Why? yang duduk di pelaminan adalah orang yang mengundang kita. Jadi gak mau kan make-up kita mengalahkan sang pengantin yang merupakan si empunya pesta. Hehehhehe. Semua perempuan itu cantik, cuma bedanya apakah kalian bisa menampilkan kecantikan kalian dengan elegan dan classy atau malah berlebihan? Ayo berpesta, ikut bahagia dengan pernikahan teman dan yang pasti mendoakannya. Kita juga perlu doa bagi diri sendiri untuk segera menyusul:)


Sabtu, 20 September 2014

Arah mana yang aku tuju?




Bukankah aku sudah berlayar sejauh ini,,,,
Energiku banyak aku habiskan untuk mendayung sebuah perahu kecil ini
Badai yang menerpa maupun guncangan ombak sudah kulalui
Tetapi..... pulau yang aku temukan, tidak sesuai dengan yang aku inginkan.
Aku kembali mendayung,,,,,
Mendayung penuh harap menemukan pulau yang aku cari
Pulau yang penuh dunia yang aku impikan
Pulau dimana aku bisa melakukan apa yang aku tulis
Pulau dimana yang sesuai imajinasiku
Aku kehilangan ARAH
Dimanakah petunjuk arahku?
Aku berada di tengah lautan, haruskah aku kembali
Haruskan aku mengisi perahu ini dengan air?
Haruskah aku menenggelamkan semua itu bersama perahuku?
Atau ini hanyalah bagian hal yang harus kulalui?
Hal yang lebih berat dibandingkan badai besar maupun goncangan ombak
Akankah aku mampu melihat matahari terbit dan terbenam di daratan?
Akankah aku mampu melabuhkan perahu kecilku ini di daratan?
Akankah aku menemukan pulau yang aku harapkan?

Aku tidak mau mendahului rencana dan jalan tuhan untuk-Ku, Manusia hanya berencana dan Tuhanlah yang mewujudkannya  tetapi izinkanlah aku berusaha menggapai dan mewujudkan mimpiku  .