Senin, 20 Februari 2012

SkaNnnDaal Jwepit

What do you think about this images??

Taman pelangi Sejuta warna-warni dalam kiasan photo

Taman pelangi merupakan wisata hiburan yang menyuguhan berbagai lampion dari segala jenis, bentuk dan warna.Monjali (Monumen Jogja Kembali) yang merupakan museum bersejarah ini ketika malam disulap dan dihiasi berbagai lampion.
..
 
Bersama teman-teman @tampel

gag lupa foto di spanduk tampel

salah satu bentuk lampion


di lampion gantung

ungkapan cinta melalui lampion


Gowesssssss to alun2 selatan jogja

      Naik sepeda malam-malam dengan dihiasi lampu warna-warni pasti seru ! Nah itu jua yang aku rasain pada Rabu 15 fevuari 2012. Bersama teman-teman kita mulai menelusuri alun2 selatan dengan mobil sepeda yang bermuatan 4 orang. Kebagian jadi drivernya, yah walaupun baru pertama kali nyoba nyetir mobil tapi digenjot(dikayuh) bikin diceramahi orang2 sekitar gara-gara nabrak sana sini hahhahah. Tapi tampaknya hal yang sama juga dirasakan teman-temanku yang satu persatu nyobain jadi drivernya...

Alun-alun Kidul, atau dalam bahasa Indonesia berarti tanah lapang bagian selatan. Tanah lapang ini adalah bagian belakang dari Keraton Yogyakarta. Menurut sejarahnya, alun-alun kidul ini dibuat untuk mengubah suasana bagian belakang keraton menjadi seperti bagian depan karena pada dasarnya antara Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta dan laut selatan pulau jawa terbentuk garis imajiner yang menghubungkan kesatuan tersebut. Agar dari selatan posisi Keraton Yogyakarta tidak seperti membelakangi laut selatan, maka dibentuklah alun-alun lor. 
        Seiring berkembangnya zaman, alun-alun sekarang berubah menjadi tempat wisata bagi masyarakat jogja. Disana terdapat berbagai macam bentuk sepeda dari mulai sepeda tandem berkapasitas 2-3orang sampai mobil2an yang memiliki kapasitas 6-8 orang. Biasanya disewakan 3-4 kali putaran. Tapi bagi kita yang pemula hati-hati ketika menegendarinya. Karena jalan yang kita gunakan bersamaan dengan jalur lalu lintas kendaraan lain. Jadi kalau yang nyetirnya ugal-ugalan bisa-bisa kena semprot orang-orang disekitarnya dan di klakson kendaraan lainnya. hehhe. 
          Selain itu kita juga bisa  menjajal berbagai kuliner di sekitar sana, yang khas sebenarnya jajanan malam hari seperti jagung bakar, roti bakar, wedang anget2 smpai wedang ronde. (Tapi kadang-kadang harganya bisa melonjak kalo musim liburan). Jangan lupa juga untuk mencoba melewati 2 pohon beringin yang ada di alun-alun kidul. Konon katanya, jika seseorang dengan mata tertutup dapat melewati pohon beringin lurus kedepan permohonannya akan terkabul dan juga hatinya mencerminkan hatinya suci. Tapi percaya gag percaya. hehhehe. Buktikan semuanya di alun-alun kidul Jogjakarta. ^_^
bersama teman-teman


jepretan dari mas2 yang ngejar kita supaya sepedanya kita nyewa sepedanya. hahhahha

berpose ria sama d'ranger



@Tamansari

       "Jogja...Jogja".....buat saya kota jogja sudah tidak asing lagi di telingaku. Tentu saja dari lahir sampai sekarang saya masih menetap di kota tercinta ini dan belajar di sini juga. Tapi tantangan juga buat saya sebagai orang jogja, untuk berbagi mengenai kota ini. Dari mulai pariwisata, budaya sampai kuliner. Pernah ke taman sari? Maen atau hanya sekedar foto-foto saja? Banyak orang menggagumi keindahan bangunanya dan juga cerita klasik d baik bangunan tersebut. 
       Masa setelah Perjanjian Giyanti, Pangeran Mangkubumi membangun keraton sebagai pusat pemerintahan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I membangun keraton di tengah sumbu imajiner yang membentang di antara Gunung Merapi dan Pantai Parangtritis. Titik yang menjadi acuan pembangunan keraton adalah sebuah umbul (mata air). Untuk menghormati jasa istri-istri Sultan karena telah membantu selama masa peperangan, beliau memerintahkan Demak Tegis seorang arsitek berkebangsaan Portugis dan Bupati Madiun sebagai mandor untuk membangun sebuah istana di umbul yang terletak 500 meter selatan keraton. Istana yang dikelilingi segaran (danau buatan) dengan wewangian dari bunga-bunga yang sengaja ditanam di pulau buatan di sekitarnya itu sekarang dikenal dengan nama Taman Sari.
     "Dari atas Gapura Panggung ini Sultan biasa menyaksikan tari-tarian di bawah sana. Bangunan-bangunan di sampingnya merupakan tempat para penabuh dan di tengah-tengah biasa didirikan panggung tempat para penari menunjukkan kepiawaian dan keluwesan mereka," terang seorang pemandu ketika YogYES memasuki Taman Sari. Dari Gapura Panggung, pemandu membawa YogYES masuk ke area yang dulunya hanya diperbolehkan untuk Sultan dan keluarganya, kolam pemandian Taman Sari. Gemericik air langsung menyapa. Airnya yang jernih berpadu apik dengan tembok-tembok krem gagah yang mengitarinya. Kolam pemandian di area ini dibagi menjadi tiga yaitu Umbul Kawitan (kolam untuk putra-putri Raja), Umbul Pamuncar (kolam untuk para selir), dan Umbul Panguras (kolam untuk Raja).
      Ketika saya berkunjung ke taman sari, salah satu penuturan guide disana, jika ada selir yang mendapatkan bunga dari raja. Bunga yang dijatuhkan raja dari atas. Maka selir itu yang berhak menemani raja saat itu. Waah....selirnya banyak berarti ya. hehehe. Okay guys, If you interested about this place, please....coming and enjoy "water castle of tamansari"  

Berpose di dekat kolam



bersama sahabat yang selalu menemani
  
     

Minggu, 19 Februari 2012

BERAWAL DARI BARKAS JADI BAKSOS



Barang yang tidak digunakan lagi atau bekas, dewasa ini belum termanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat. Barang bekas biasanya hanya sebatas dibuang atau dijual ke tukang rongsokan. Namun sekelompok pemuda-pemudi dari masjid al-marhamah yang sering dikenal dengan ”remais 1433” menyulap barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.
Minggu 12 febuari 2012 remais masjid al-marhamah berkeliling di daerah perumahan candi gebang permai untuk mengangkut barang bekas yang tidak digunakan lagi di rumah warga. Barang bekas berupa botol, Koran, kardus, peralatan elektronik, pakaian layak pakai dll diangkut menggunakan pick-up yang kemudian barang tersebut diseleksi dan dipilah-pilah untuk dijual. Setiap warga dapat menyumbangkan barang-barang apa saja yang masih layak untuk dijual. Hasil dari penjualan barang bekas akan digunakan untuk bakti social di daerah yang membutuhkan. 
“Kegiatan pengumpulan barang bekas seperti ini sangat bermanfaat apalagi melihat kondisi perumahan yang memungkinkan banyaknya barang bekas, sehingga selain membersihkan barang bekas yang menumpuk di rumah warga kegiatan ini dapat membantu saudara kita yang kurang beruntung dengan bakti social nantinya,” kata Ketua remais masjid Al-marhamah Zardhan . Berawal dari hal kecil mengumpulkan barang bekas sampai bermanfaat bagi masyarakat merupakan bentuk kasih sayang remais 1433 kepada orang-orang yang membutuhkan. Bentuk perhatian pemuda-pemudi remais masjid al-marhamah perlu diacungi jempol, lantas siapa lagi kalau bukan kita yang dapat berbagi dengan sesama?