“Seorang perempuan menangis tersedu-sedu sambil mengangkat roknya
berwarna biru tua. Sesekali dia melihat sesuatu di kakinya. Perempuan tersebut
datang ke UKS sambil terus menangis minta diobati. Petugas UKS segera mungkin
memberikan pertolongan pertama dengan hati-hati. Si perempuan itu membentak si
petugas sambil uring-uringan”
Kami
saling berhadap-hadapan, aku dan beberapa rekanku. Guys, luka itu hanya lecet
dan darah pun yang keluar tidak mengucur deras. Bahkan air matanya lebih deras
dibanding tetesan darahnya. Perempuan itu masih menangis sambil mengangkat
roknya keluar dari UKS. Kami masih mendengar tangisanya, selepas perempuan itu
keluar dari UKS. Yaaa perempuan itu menangis di ujung kelas. Tangisnya memecah
seisi sekolah, beberapa guru datang menghampirinya. Sepele, dia jatuh
terpeleset akibat bercandaan dengan temannya. Mereka saling memaafkan tetapi
perempuan itu masih saja menangis sambil sesekali melihat luka di kakinya.
Speechless!! Yaaah terkadang seseorang itu *Berlebihan,
hal sepele yang bisa mudah diselesaikan tetapi malah menjadi besar.
Sebenarnya yang bikin kami geleng-geleng kepala, bukan perempuan yang
menangis atau luka cederanya tetapi
yang sungguh kami sayangkan adalah perbuatannya yang *membentak petugas UKS. Memang tidak ada yang sempurna di dunia
ini, termasuk penghuni bumi yang salah satunya manusia. Tetapi apakah dengan
sikap seperti itu akan membuat permasalahannya selesai?
Beberapa
kali saya melihat dan menemukan orang-orang sekitar yang sebenarnya mereka
sendiri yang memperkeruh masalahnya sendiri. Saya juga tidak memungkiri saya
juga pernah mengalami hal seperti itu. Sepele mungkin tetapi kita kadang
melebih-lebihkannya? Begitu kah? Misal ketika kita mendapatkan musibah sepatu
kita rusak saat perjalanan ke sekolah. Mungkin kita cukup membeli lem atau
tetap memakainya dengan hati-hati supaya tidak memperparah bagian yang rusak.
Tetapi sepertinya tidak seperti itu, kita akan marah-marah, sedih berlebihan
terlebih dahulu kenapa sepatu ini rusak, mencoba mencari pinjaman sepatu atau
meminta tolong orang rumah membawakan sepatu ganti. Ribet ya? Guys, ada hal
yang kita bisa perbaiki masalah kita sendiri terlebih dahulu. Jangan terlalu
berlebihan memikirkan masalah seperti itu, tetapi kita coba untuk tenang dan
mencari solusi yang mudah dilakukan, terjangkau dan yang pasti REALISTIS.
Emosi?
Solusi apa memperkeruh suasana? Saya sepertinya setuju dengan yang kedua.
Bukankah menyelesaikan masalah itu harus dengan pikiran dingin? Kalau kita
nyelsain pakai emosi ya jadinya kayak api dikasih bensin. Wuuuuuuuuuuussss
kebakaran yang muncul, alias masalah tambah besar aja tuuh. Memang gak
dipungkuri tubuh kita ini memang system yang tersusun dengan ajaib, ketika kita
punya masalah pikiran akan bekerja keras. Oksigen dalam tubuh harus mensupply
lebih banyak di bagian kepala. Tekanan darah pun menjadi tinggi menyebabkan
detak jantung makin kencang. Apalagi kalau ditambah marah-marah sudaahlah itu
system tubuh bekerja keras dan membuang energi sia-sia saja. Cobalaah untuk wudhu,
sholat dan yang terakhir adalah tidur. Setiap orang punya masalah dalam
kehidupannya, tapi manusia juga dibekali untuk menyelesaikan masalahnya dan
satu hal yang perlu diingat bahwa Allah
tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya melebihi kapasitasnya. Jadi
ketika punya masalah yuuk berbijaklah pada diri sendiri dan selesaikan dengan
cara yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar